Dua Bahasa Lokal di Merauke Terancam Punah
Agustinus Mahuze for
Radar Merauke
Beberapa penutur bahasa lokal dari etnis Marori sedang
mendokumentasikan bahasa lokalnya dalam bentuk kamus, sebagai salah satu upaya
menjaga kelestarian bahasa lokal Marori Mengge.
MERAUKE- Dua bahas lokal yakni, Bahasa Marori yang berada di
Kampung Wasur dan Kanum Badi yang berada di Kampung Onggaya terancam punah. Hal
ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu antropolog, I
Wayan Badrika yang dimulai sejak 2011 hingga 2016 lalu.
“Dari hasil penelitian yang kami sudah lakukan itu, dua bahasa
lokal ini sudah semakin sulit didengarkan. Sebagian besar bahasa ini tidak lagi
digunakan oleh kaum mudah,” kata Asisten Peneliti I Wayan Badrika untuk
wilayah Papua, Agustinus Mahuze ketika ditemui Radar Merauke
di ruang kerjanya, Selasa (30/5).
Dijelaskan, pada 2016 jumlah penutur bahasa lokal Kanum Badi
yang berada di Kampung Onggaya hanya mencapai lima orang. Sedangkan bahasa
Marori Mengge hanya tersisa 15 kepala keluarga. Sehingga, punah atau kurangnya
jumlah penutur bahasa lokal ini disebabkan karena kurangnya proses transmisi
bahasa, melalui percakapan sehari-hari di rumah antara orang tua dengan anak.
“Faktor kepunahan bahasa di Merauke yang pertama karena proses
transmisi dari orang tua ke anak rendah. Itu sudah terjadi di Kampung Wasur dan
Onggaya,” ucap Agustinus.
Menurutnya, rata-rata masyarakat yang masih mengetahui bahasa
lokal itu mereka yang usianya antara 40 tahun keatas. Sedangkan usia dibawah itu
hampir tidak ada lagi masyarakat yang bisa menggunkan bahasa itu secara fasih.
“Faktor kedua adalah begitu banyak orang yang datang di dua
kampung itu lalu interaksi orang tua dan anak sebagai alat transmisi bahasa di
rumah tidak begitu banyak,” ujarnya.
Diharapkan, Pemkab Merauke segera memperhatikan kondisi ini
dengan membentuk suatu forum khusus peduli bahasa dan budaya daerah. Sehingga
generasi penerus keturunan masyarakat lokal ini bisa mengenal jati dirinya
melalui bahasa tersebut.
“Upaya yang sudah kami lakukan sejauh ini, kami sudah
menerbitkan kamus bahasa daerah setempat, harapan kami ada juga upaya-upaya
yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya kepunahan bahasa
ini,” pungkasnya.(nik)
Komentar
Posting Komentar